Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kotagede: Menjelajahi Sejarah dan Seni di Jantung Yogyakarta

Di tengah hiruk-pikuk modernitas, Kota Yogyakarta tetap mempertahankan kekayaan budaya dan sejarahnya. Salah satu tempat yang menawarkan perpaduan unik antara masa lalu dan masa kini adalah Kotagede. Sebagai bekas ibu kota Kerajaan Mataram Islam, kawasan ini adalah lokasi yang sempurna bagi mereka yang ingin merasakan atmosfer kuno yang masih terasa nyata. Setiap sudut Kotagede memancarkan pesona sejarah, mulai dari bangunan tradisional hingga lorong-lorong kecil yang penuh dengan seni jalanan.

Perjalanan di Kotagede dapat dimulai dari Lawang Pethuk, sebuah area yang terkenal sebagai "Between Two Gates" atau "Di Antara Dua Gerbang." Begitu melangkah masuk, kita akan merasakan suasana yang berbeda dari keramaian kota. Keheningan dan ketenangan yang menyelimuti kawasan ini seperti membawa kita ke dimensi lain. Rumah-rumah di sini berderet rapi dengan jarak yang sempit, namun tetap terasa damai. Bangunan-bangunan yang sebagian besar terbuat dari kayu jati tua menampilkan arsitektur Jawa klasik dengan sedikit sentuhan kolonial. Kehidupan warga pun masih kental dengan semangat gotong-royong dan kebersamaan, yang membuat kawasan ini serasa “hidup” di masa lalu.

Tidak jauh dari Lawang Pethuk, kita bisa melanjutkan perjalanan menuju lorong-lorong kecil Kotagede yang menyerupai labirin. Lorong-lorong ini adalah salah satu daya tarik utama Kotagede, di mana seni jalanan atau street art memberikan sentuhan modern tanpa menghilangkan keasliannya. Mural-mural besar menggambarkan keseharian masyarakat, mulai dari pedagang pasar hingga potret warga setempat. Di beberapa titik, ada kaca cembung yang terpasang, yang memberikan ilusi optik menarik dan membuat lorong ini semakin istimewa. Selain itu, terdapat kutipan-kutipan berbahasa Jawa yang ditulis di dinding-dinding, seperti "ngunduh wohing pakerti" dan "wani ngalah duwur wekasane" — pengingat akan kearifan lokal yang sederhana namun dalam maknanya.

Selanjutnya, Makam Raja-Raja Mataram adalah tempat yang tidak boleh dilewatkan bagi para pecinta sejarah. Kompleks makam ini dikelilingi tembok tinggi, menjaga kesakralan yang ada di dalamnya. Makam para pendiri Kerajaan Mataram, seperti Panembahan Senopati, berada di sini. Begitu masuk, kita akan disambut suasana khidmat dengan aroma dupa dan bunga yang menghiasi area sekitar. Di dalam kompleks makam ini juga terdapat sendang atau pemandian kuno, yang konon airnya dipercaya bisa membuat awet muda. Mitos ini menjadikan makam tidak hanya sebagai tempat ziarah, tetapi juga sebagai lokasi wisata spiritual yang penuh cerita dan legenda lokal.

Untuk menutup perjalanan di Kotagede, cobalah singgah di Toko Buku Natan yang menawarkan suasana klasik khas perpustakaan keraton. Di dalam toko buku ini, kita bisa menemukan berbagai macam literatur mulai dari sejarah Indonesia, novel klasik Inggris, hingga sastra modern. Tempat ini tidak hanya berfungsi sebagai toko buku, tetapi juga memiliki kafe kecil yang menyajikan kopi dan makanan ringan. Duduk di sudut toko buku ini sambil menikmati secangkir kopi adalah cara yang sempurna untuk merefleksikan perjalanan kita di Kotagede.

Kotagede bukan hanya tempat untuk berwisata; ia mengajak kita untuk melangkah ke masa lalu dan merasakan harmoni antara sejarah, seni, dan kehidupan modern. Setiap sudutnya memiliki cerita, dan setiap langkahnya mengajak kita untuk lebih memahami makna kehidupan melalui warisan budaya yang masih terjaga dengan baik. Jika Anda mencari destinasi yang menghadirkan pengalaman spiritual sekaligus budaya, Kotagede di Yogyakarta adalah tempat yang sempurna.

 

Video Powered By Dailymotion :
close
Agen Iklan
Pasang Iklan Anda di sini
Hubungi kami 088210361307